HELOBEKASI.COM, JAKARTA - Impor senjata yang dilakukan Rusia dari Korea Utara menunjukkan Rusia mulai kewalahan dan sedang menghadapi situasi mengerikan di tengah perang melawan Ukraina.
Juru Bicara Pentagon Brigadir Jenderal Pat Ryder menilai transaksi senjata antara Korea Utara dan Rusia menunjukkan Rusia tengah menghadapi situasi mengerikan di tengah perang melawan Ukraina. Ryder menanggapi laporan yang menyatakan Korea Utara kemungkinan mengirimkan senjata ke Rusia.
"Rusia mempertahankan hubungan dengan Korea Utara," kata Ryder dalam jumpa pers harian ketika ditanya tentang kemungkinan kedua negara memperdagangkan senjata, Selasa (1/8/2023).
Financial Times sebelumnya melaporkan bahwa pasukan Ukraina menggunakan roket Korea Utara yang disita dari sebuah kapal yang menunjukkan Pyongyang dan Moskow mungkin bertransaksi senjata.
“Tentu saja, sebelum ini kami sudah mencermati Rusia berusaha mendapatkan amunisi dari negara-negara seperti Korea Utara,” ujar Ryder.
"Saya belum bisa memberikan informasi baru apa pun di luar apa yang telah kami katakan sebelumnya tentang topik ini. Tapi, sekali lagi, hal ini menyingkapkan kesulitan yang dihadapi Rusia terkait upayanya dalam memasok dan memperbarui kapabilitas amunisinya."
Terkait dengan tuduhan sebelumnya bahwa Korea Utara memasok amunisi kepada kelompok tentara bayaran Rusia, Wagner Group, untuk digunakan di Ukraina, meskipun resolusi Dewan Keamanan PBB melarang perdagangan senjata dengan Korea Utara
Ryder mengaku belum bisa memberikan informasi terbaru saat ditanyai soal prajurit Travis King, anggota dinas aktif AS yang ditempatkan di Korea Selatan yang beberapa bulan lalu menembus perbatasan dua Korea untuk masuk Korea Utara.
Namun, dia dapat memastikan Korea Utara telah menanggapi Komando PBB (UNC), dengan merujuk "pengakuan" Korea Utara bahwa mereka menerima penyelidikan UNC terhadap King.
“Yang ingin saya sampaikan kepada Anda adalah, seperti yang Anda dengar dari yang kami katakan sebelumnya, Komando PBB telah berkomunikasi atau menyediakan jalur komunikasi melalui saluran komunikasi yang aman,” katanya.
Mengenai KTT tiga pihak antara Presiden AS Joe Biden, Presiden Korsel Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida, dia mengatakan, AS akan terus bekerja sama dengan dua sekutu paling setia untuk mewujudkan perdamaian dan stabilitas Indo-Pasifik.
KTT trilateral tersebut akan digelar di Camp David pada 18 Agustus mendatang.***
Social Plugin