Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Selidiki Kerusuhan di Capitol AS, Komite Mintai Keterangan Mantan Ketua DPR

Friday, September 2, 2022 | September 02, 2022 WIB Last Updated 2022-09-02T07:41:36Z

 


HELOBEKASI.COM, Jakarta - Komite DPR AS yang menyelidiki serangan 6 Januari 2021 di Capitol pada Kamis mengatakan pihaknya telah meminta mantan Ketua DPR dari Partai Republik Newt Gingrich untuk memberikan informasi terkait penyelidikan insiden itu.

Komite itu mengatakan pihaknya telah memperoleh bukti yang menunjukkan Gingrich memiliki peran dalam menyebarkan informasi yang salah tentang pemilihan presiden 2020.

Belum ada tanggapan dari Gingrich yang dimintai komentarnya melalui laman perusahaannya yang berbasis di Virginia.

Dalam sebuah surat kepada Gingrich, anggota DPR Bennie Thompson, ketua komite khusus yang dipimpin Demokrat itu, mengatakan informasi yang diperoleh panel penyelidik, termasuk pesan-pesan surel Gingrich dalam komunikasi dengan penasihat senior mantan Presiden Donald Trump. Di situ Gingrich memberikan "masukan terperinci" untuk iklan televisi.

"Upaya pengiklanan ini tidak dirancang untuk mendorong memilih kandidat tertentu. Sebaliknya, ikhtiar ini berusaha untuk meragukan hasil pemilihan setelah pemungutan suara telah dilakukan," kata Thompson dalam surat itu.

Surat itu menyatakan Gingrich menyampaikan pesan-pesan yang dirancang untuk memicu kemarahan di kalangan pemilih.

Komite itu mengatakan pihaknya ingin melakukan wawancara sukarela yang ditranskripsikan dengan Gingrich dalam pekan seputar 19 September.

Pada 6 Januari 2021, ribuan pendukung Trump, seorang politisi Republik, menyerbu gedung Capitol, didorong oleh sang presiden saat itu dalam pidatonya di luar Gedung Putih untuk memprotes pengesahan resmi Kongres atas kemenangan politisi Demokrat Joe Biden dalam pemilihan November 2020.

Komite itu berusaha mencari tahu apa yang dilakukan Trump ketika ribuan pendukungnya menyerang polisi, merusak Capitol dan membuat anggota Kongres dan Wakil Presiden Mike Pence saat itu berlari untuk menyelamatkan diri.***

Sumber: Reuters

×
Berita Terbaru Update