HELOBEKASI.COM, Jakarta - Kesaksian dua tetangga dekat Irjen Pol Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan mengaku tak pernah mendengar bunyi tembakan maupun petasan di hari insiden baku tembak yang menewaskan Brigadir J.
Insiden penembakan tersebut diketahui terjadi di rumah Ferdy selaku Kadiv Propam Polri pada Jumat (7/7) sore. Penembakan itu menewaskan Brigadir J. Namun, dua tetangga yang berjarak tak lebih dari 50 meter dari rumah Ferdy kompak mengaku tak mendengar suara apapun di hari dan waktu kejadian.
"Nggak ada. Nggak denger apa-apa," ujar salah satu tetangga yang enggan disebutkan namanya, seperti dikutip CNNIndonesia.com, Kamis (14/7/2022).
"Nggak denger. Makanya aneh agak ribut kemarin," kata salah satu tetangga yang lain.
Keduanya karena itu kompak menyatakan heran melihat keramaian di rumah Ferdy tiga hari kemudian pada Senin (11/7). Keduanya belakangan baru mengetahui insiden baku tembak antar sesama polisi itu dari siaran berita.
Keterangan dua tetangga Ferdy Sambo itu berbeda dari keterangan petugas keamanan kompleks, Marjuki. Kepada awak media, dia mengaku sempat mendengar suara dari arah rumah Ferdy yang berjarak sekitar 50 meter dari posnya.
Namun, Marjuki mengaku tak menghiraukan suara tersebut. Ia mengira suara itu bersumber dari petasan sebab sore itu bersamaan dengan malam Iduladha versi Muhammadiyah, meskipun umumnya warga di Kompleks Duren Tiga mengikuti pengumuman resmi dari pemerintah sehari setelahnya pada Minggu (10/7).
Bahkan, berdasarkan keterangan polisi, total 12 tembakan yang dilepaskan keduanya. Sebanyak lima tembakan dilepaskan Brigadir J dan tujuh tembakan dilepaskan Bharada E. Namun, lima tembakan oleh Brigadir J nihil kena sasaran.
Sementara itu, Ketua RT Kompleks Duren Tiga Seno Sukarto juga baru mengetahui insiden baku tembak antara sesama ajudan Ferdy dari siaran berita di YouTube tiga hari usai kejadian. Dia karenanya kesal sebab tak pernah diberitahu soal insiden tersebut.
"Terus terang saya juga kesal. Saya ini dianggap apa sih, maaf saja saya ini jenderal loh, meskipun RT," ucap Seno.
Seno Sukarto juga angkat suara ihwal penggantian decoder CCTV usai insiden baku tembak antar polisi yang menewaskan Brigadir J di rumah Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo, Jumat (7/7).
Dia berujar polisi sempat mengganti decoder atau alat penyimpanan rekaman CCTV sehari usai insiden penembakan pada Sabtu (8/7). Rekaman CCTV yang berada di pos satpam Kompleks Polri Duren Tiga itu merekam posisi persis di bagian luar rumah Ferdy.
"Maksudnya itu bukan CCTV di rumah Pak Sambo, CCTV alatnya yang di pos. Hari Sabtu (diganti)," kata Seno kepada wartawan di rumahnya, Rabu (13/7). ***
Social Plugin